JALUR ENERGI DZIKIR



JALUR ENERJI DZIKIR
DALAM TUBUH




Di antara kelompok sufi
(tasawuf) ada yang mendakwakan bahwa riyadhah (latihan) ruhani yang
dilakukan seorang sufi bagi dirinya akan menyampaikan ke suatu tingkatan
dimana ia dapat menyikapkan isyarat-isyarat qudus yang terdapat di
balik ungkapan-ungkapan Al- Qur’an, dan akan tercurah pula ke dalam
hatinya dari limpahan ghaib, pengetahuan subhani yang dibawa ayat-ayat
itulah yang disebut Tafsir al-Isyari.

Manna Khalil al-Qattan
menyatakan bahwa setiap ayat mempunyai makna zahir dan makna batin
(tersembunyi). Makna zahir ialah segala sesuatu yang segera mudah
dipahami akal pikiran sebelum lainnya, sedangkan makna batin adalah
isyarat-isyarat tersembunyi di balik itu yang hanya nampak dan diketahui
maknanya oleh para ahli tertentu (ahli suluk). [1]





Para sufi umumnya berpedoman kepada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:



عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ الِلَّهِ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى الِلَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أُنْزِلَ الْقُرْآنُ عَلَى
سَبْعَةِ أَحْرُفٍ ، لِكُلِّ آيَةٍ مِنْهَا ظَهْرٌ وَبَطْنٌ " .
Drai
Ibnu Mas’ud Ra. Berkta, Rasulullah Bersabda: Al-quran diturunkan tujuh
huruf, setiap ayat darinya terdapat makna dhohir dan bathin.” (Hr.
Shohih Ibn Hibban)[2]



عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أُنْزِلَ الْقُرْآنُ عَلَى
سَبْعَةِ أَحْرُفٍ ، لِكُلِّ آيَةٍ مِنْهَا ظَهْرٌ وَبَطْنٌ ، وَلِكُلِّ
حَدٍّ مُطَّلَعٌ "


Dari Abdullah berkata: Rasulullah Bersabda:
Al-quran diturunkan 7 huruf, setiap ayat darinya terdapat makna dhohir
dan bathin, dari setiap batasan memiliki tempat untuk melihatnya (Hr.
At-Thohawy) [3]



Hadits di atas, adalah merupakan dalil yang
digunakan para sufi untukmenjustifikasi tafsir mereka yang eksentrik.
Menurut mereka di balik makna dhahir, dalam redaksi teks Al-Qur’an
tersimpan makna batin.Mereka menganggap penting makna batin ini.
Nashiruddin Khasru misalnya, mengibaratkan makna zahir seperti badan,
sedang makna batin seperti ruh; badan tanpa ruh adalah substansi yang
mati. Tidak heran bila para sufi berupaya mengungkap makna-makna batin
dalam teks Al-Qur’an. Mereka mengklaim bahwa penafsiran seperti itu
bukanlah unsur asing (Gharib) [4]



Dalam Tubuh manusia terdapat
jalur-jalur enerji yang dapat membantu bagi seorang salik ketika
berdzikir bisa berfungsi secara tepat sasaran dan membuka jalur dzikir
dalam tubuh. Sehingga seluruh tubuh akan dipenuhi enerji dzikir secara
total untuk mencapai pencerahan Ruhani. Jalur enerji itu diebut dengan
lathoif.

Ada pun dasar pegangan adanya lathaif ini dalam diri manusia adalah berdasarkan pada ke wahyu Ilahi yaitu





وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَائِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غَافِلِينَ



Artinya: Dan Sesungghnya kami telah menciptakan diatas kamu tujuh jalan
[tujuh buah langit] dan kami tidaklah lengah terhadap ciptaan kami.
[QS: Almu`minun: 17].



Ayat ini adalah sebagai dasar bagi
terwujudnya lathaif yang menjadi `pintu masuk` ke demensi spritual dalam
perjalanan tareqat ini dan barangsiapa tetap beristiqamah mengetuk
pintu ke Dimensi Spritual, Insya Allah akan dibukakan kepadanya jalan
makrifatullah.



Tujuh lathoif


Dalam istilah ahli tasawuf
lathoif yang 7 itu berada dalam diri manusia sangat dekat dan
keberadaanya sesungguhnya sangatlah rahasia, namun kalau kita lihat dari
segi lahirnya ada titik yang menuju kehakikat keberadaanya, ibarat
tombol hp atau komputer . Adapun ketujuh lathoif itu adalah



1.
Latifatul-qolby. Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran,
kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya dua jari dibawah susu
sebelah kiri, dengan baca dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada
tingkat ini digantidengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.




2. Latifatul-roh. Di sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak)
menuruti hawa nafsu, , letaknya dua jari dibawah sususebelah kanan,
dengan baca dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah di isi dengan khusyu’
dan tawadhu’.



3. Latifatus-sirri. Di sini letaknya sifat-sifat
syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah
danpendendam, letaknya dua jari diatas susu sebelah kiri, dengan baca
dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allahdiganti dengan sifat kasih sayang
dan ramah tamah.



4. Latifatul-khafi. Di sini letaknya sifat-sifat
pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah, , letaknya dua jari
diatas sususebelah kanan, dengan baca dzikir sebanyak-banyaknya Insya
Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dansabar.



5.
Latifatul-akhfa. Di sini letaknya sifat-sifat robbaniyah yaitu riya’,
takabbur, ujub, suma’ dan lain-lain, letaknya ditengah-tengah dada,
dengan baca dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan
sifat-sifat ikhlas, khusyu’,tadarru dan tafakur.



6.
Latifatun-nafsun-natiqo. Di sini letaknya sifat-sifat nafsu amarrah
banyak khayalan dan panjang angan-angan, letaknya tepatdiantara dua
kening, dengan baca dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan
sifat-sifat tenteramdan pikiran tenang.



7. Latifah kullu-jasad.
Di sini letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian, ,
letaknya diseluruh tubuh mengendaraisemua aliran darah kita yang letak
titik pusatnya di tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala, dengan baca
dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ilmu
dan amal. [5]

Tujuh Cakra


Dalam tradisi Yoga dan Reiki juga
terdapat jalur enerji dalam tubuh. Pada tubuh manusia terdapat
pusat-pusat energi yang disebut chakra. Cakra berasal dari bahasa
sansekerta yang berarti roda. Disebut demikian karena bila dilihat dari
depan bagaikan sebuah roda yang berputar. Gambaran roda ini timbul
karena chakra sebenarnya terdiri atas beberapa lembaran daun (yang
bervariasi jumlahnya pada tiap chakra) yang berputar dan mengelilingi
pusatnya yaitu inti chakra.



Cakra terdiri atas daun-daun chakra
dan inti chakra. Jumlah dari Cakra diseluruh lapisan tubuh manusia
seluruhnya ada 365 buah. Yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu chakra
utama, chakra biasa dan chakra mini. Karena banyaknya jumlah Cakra
tersebut maka kita hanya akan membahas chakra utama yang berjumlah
tujuh.



Cakra utama tersebut adalah:


1. Chakra Mahkota yang letaknya berada di atas kepala
2. Chakra Ajna yang letaknya di antara kedua alis.
3. Chakra Tenggorokan
4. Chakra Jantung
5. Chakra Pusar
6. Chakra Sex
7. Chakea Dasar yang letaknya di pantat. [6]




Para pembaca mungkin menganggap penulis mengaitkan cakra –cakra dengan
ayat – ayat al-Qur’an, dalam Islam tidak ada konsep jalur enerji dalam
tubuh . Benarkah demikian...?



Sebagai bukti dan dalil yang
menguatkan bahwa dalam Islam juga menyinggung konsep jalur enerji baik
dalam thorikoh yang disebut dengan tujuh lathoif atau di dalam yoga
disebut cakra adalah sebuah doa yang dipkratekkan sendiri oleh Nabi
Muhammad Saw. Ketika sholat malam yaitu:



Hadis riwayat Ibnu Abbas
ra. ia mengatakan, Suatu malam aku menginap di rumah tanteku Maimunah.
Pada malam tersebut nabi saw. bangun dan melaksanakan tuntutan
biologisnya. Setelah membasuh wajah dan kedua tangannya, ia tidur,
kemudian bangun lagi. Setelah itu beliau menuju ke gerabah (yaitu tempat
untuk menyimpan air terbuat dari kulit) lalu membuka penutupnya dan
berwudu sebaik dan sesempurna mungkin.Melihat beliau berdiri untuk
salat, akupun ikut salat. Secara diam-diam aku segera berwudu. Semula
aku memilih tempat di sebelah kiri, namun kemudian beliau menarik
tanganku supaya aku pindah ke sebelah kanan saja. Rasulullah saw. secara
sempurna melakukan salat malam sebanyak tiga belas rakaat. Setelah
rebahan sejenak, dia tidur sampai mendengkur, kebiasaan dia kalau tidur
memang mendengkur. Kemudian datang Bilal kepada beliau seraya
mengumandangkan azan. Nabi bergegas bangun lalu salat tanpa wudu
terlebih dahulu. Sedangkan doa yang ia panjatkan adalah,


اللهم اجعل
في قلبي نورا وفي بصري نورا وفي سمعي نورا وعن يميني نورا وعن يساري نورا
وفوقي نورا وتحتي نورا وأمامي نورا وخلفي نورا وعظم لي نورا


Ya Allah!
Nyalakan cahaya dalam hatiku, pada pandanganku, dari arah kananku, dari
arah kiriku, di atasku, di belakangku, di depanku, di belakangku dan
limpahkanlah cahaya kepadaku (Hr. Muslim) [7]

Dalam riwayat lain disebutkan lebih lengkap:




اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْرًا،
وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا، وَمِنْ فَوْقِيْ
نُوْرًا، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا، وَعَنْ
شِمَالِيْ نُوْرًا، وَمِنْ أَمَامِيْ نُوْرًا، وَمِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا،
وَاجْعَلْ فِيْ نَفْسِيْ نُوْرًا، وَأَعْظِمْ لِيْ نُوْرًا، وَعَظِّمْ لِيْ
نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا، اَللَّهُمَّ
أَعْطِنِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ عَصَبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لَحْمِيْ
نُوْرًا، وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَشَرِيْ
نُوْرًا. (اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ نُوْرًا فِيْ قَبْرِيْ … ونُوْرًا
فِيْ عِظَامِيْ ) (وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ
نُوْرًا) (وَهَبْ لِيْ نُوْرًا عَلَى نُوْرٍ).


Ya Allah ciptakanlah
cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di
penglihatan-ku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di
sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan
cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah
cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untuk-ku, dan
jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku,
ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam
darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”[Ya Allah,
ciptakan-lah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam
tulangku”][“Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku,
tambahkanlah cahaya untukku”][“dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas
cahaya”] (Hr. Muslim) [8]



Jumlah dari cakra di seluruh lapisan
tubuh manusia seluruhnya ada 365 buah, yang menyebar diseluruh tubuh,
maka doa yang diajarkan nabi di atas, secara global sama dengan
mengaktifkan cakra-cakra atau jalur enerji secara afirmasi dengan doa.


Jika doa di atas diamalkan tiap malam dengan benar, maka jalur-jalur
enerji cakra dalam tubuh akan aktif, sehingga menjadi manusia yang
bercahaya.



Jika semua jalur enerji dalam tubuh manusia yang
berupa tujuh lathoif dan tujuh cakra diaktifkan dan dibuka dengan
dzikir, maka seluruh kotoran dan dosa yang ada di tubuh, jiwa, hati akan
luntur, dan seluruh tubuh akan bercahaya, sehingga bisa membantu kita
untuk mi’roj menuju Allah.



Selama ini para pengikut thorikot
kelemahannya adalah jalur-jalur enerji yang tidak penuh aktif, sehingga
menyebabkan jalur enerji tubuh tidak berfungsi, maka hasil dzikirnya
tidak sempurna. Maka jangan heran jika banyak para pengikut thorikot
sudah tahunan tapi tingkat spritualnya passif dan tidak berkembang.


Sedangkan para praktisi Yoga/Reiki banyak yang terjebak dalam sensasi
enerji, sehingga lupa tujuan yang utama yaitu pencerahan spritual. Untuk
itu kita harus mensucikan niat, agar semata-mata ibadah/dzikir itu
untuk Allah, bukan untuk mencari kesaktian, penyembuhan, melihat ghoib
dll.


اِلَهِى اَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ



“Wahai Tuhanku, Engkaulah yang aku tuju dan Keridhaanmulah yang kucari"







Literatur:
[1] Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu al-Qur`an, Terj. Mudzakir AS, (Jakarta: Litera Antar Nusa, 1992) hal. 489, http://library.tafsir.net/book/5136

[2] http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php…

[3] http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php…

[4] Ahmad asy-syibashi, sejarah Qur’an (Jakarta: pustaka Firdaus,1994),h. 133.

[5] http://abokhomrah.ahlamontada.net/t1196-topic

[6] http://www.chakras.info/7-chakras/
http://ceritarakyat-rafi.blogspot.com/…/jenis-jenis-cakra-m…

[7]https://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php…

[8] http://sunnah.com/muslim/6/225
http://7a9ad.com/index.php/cats/4/427-noora









By : Cahaya Gusti







 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISLAM DAN MEDITASI

CAHAYA DZIKIR DALAM TUBUH MANUSIA

FASAL TENTANG QORIN