ISLAM DAN MEDITASI



ISLAM DAN MEDITASI












Dunia
pengobatan semenjak dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan
umat manusia. Karena sebagai mahluk hidup,manusia amatlah akrab dengan
berbagai macam penyakit ringan maupun berat.






Keinginan untuk
terlepas dari segala macam penyakit inilah yang mendorong manusia untuk
membuat upaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari
mengkonsumsi berbagai jenis obat-obatan, baik berupa tumbuh-tumbuhan
secara tunggal maupun yang sudah terkomposisikan, yang diyakini
berkhasiat menyembuhkan jenis penyakit tertentu, atau sistim pemijatan,
pembekaman, hingga operasi pembedahan. Semua dilakukan dengan trial dan
error.




Teknologi medis boleh saja semakin
modern dan canggih, namun perkembangan jenis penyakit juga tidak kalah
cepatnya ber-regenerasi. Sementara banyak manusia yang tidak menyadari
bahwa Allah tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu
saja. Setiap kali penyakit muncul, pasti Allah juga menciptakan obatnya.
Hanya ada manusia yang mengetahuinya dan ada juga yang tidak
mengetahuinya.



Namun tentu semua jenis pengobatan dan
obat-obatan tersebut hanya terasa khasiatnya bila disertai dengan
sugesti dan keyakinan. Disinilah kekuatan Do’a – Dzikir, maka Islam
mengenal istilah do’a dan keyakinan. Dengan pengobatan yang tepat
(tentunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman puluhan tahun), dosis
obat yang sesuai disertai doa dan keyakinan, tidak ada penyakit yang
tidak bisa disembuhkan terkecuali maut.



Merujuk pada
praktek-praktek agung tasawuf praktis, praktik-praktik sufi, seperti
sholat, dzikir, tafakur(meditasi), ternyata tidak sekedar ritual-ritual
tanpa makna. Dibalik praktik-praktik sufi tersebut, tersimpan
potensi-potensi penyembuhan bagi penyakit- penyakit yang tidak bisa
disembuhkan oleh kedokteran modern, seperti kanker, strooke, kerusakan
kromosom/ DNA, dan jenis-jenis penyakit emosional,psikologis dan non
medis.



Bahwa untuk mengatasi kekecewaan, kita harus
mencari sumbernya dulu yaitu pikiran. Untuk mengatasinya bisa dengan
latihan meditasi. Belajar meditasi merupakan bagian dari latihan
mengendalikan pikiran. Meditasi adalah latihan konsentrasi dan relaxsasi
yang dapat digunakan untukmempertajam intuisi dan tehnik yg baik untuk
meningkatkan kepekaan diri terhadap suasana sekitar



PENGERTIAN MEDITASI 



Kata
‘meditasi’ [meditation] didefinisikan sebagai “praktek berpikir secara
mendalam dalam keheningan, terutama untuk alasan keagamaan atau untuk
membuat batin tenang.” (OxfordAdvanced Learner’s Dictionary). Dalam
kamus yang bersifat umum ini, ‘meditasi’ dianggap sebagai proses
‘berpikir’.



Ini hampir sama dengan ‘kontemplasi’ yang
didefinisikan secara persis sama. Tetapi kalau dikaji secara lebih
mendalam dan dipraktekkan, akan ternyata bahwa di dalam ‘meditasi’
justru proses berpikir berhenti untuk sementara.



Pada
dasarnya, ‘meditasi’ adalah“ pemusatan perhatian pada suatu obyek batin
secara terus-menerus.” Memang ada obyek-obyek meditasi tertentu yang
berupa pikiran atau ide/konsep, sehingga terjadi tumpang tindih dan
tidak dapat dibedakan secara tegas antara ‘meditasi’ dan ‘kontemplasi’.



Dengan
demikian, meditasi adalah cara lain untuk memahami diri, yang berbeda
dengan introspeksi. Justru pemahaman yang diperoleh dari meditasi jauh
lebih tepat dan sesuai dengan keadaan sebenarnya dibandingkan dengan
pemahaman dari introspeksi yang dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan
pikiran yang tidak disadari sehingga memberikan hasil yang bias.



Di
samping itu, pemahaman diri yang diperoleh dari meditasi bersifat
transformatif (mengubah), oleh karena pemahaman itu melibatkan seluruh
aspekdiri (kognitif, afektif, volisional, dsb). Di lain pihak, pemahaman
melaluiintrospeksi kebanyakan hanya bersifat kognitif saja, sehingga
biasanya tidak banyak perubahan yang terjadi.



Ada juga
yang memberi pengertian bahwa meditasi yang sering kita dengar mempunyai
pengertian yaitu: sikap menenangkan pikiran dengan cara-cara tertentu
di mana pikiran kita sampai menemukan sensasi-sensasi sehingga
menimbulkan rasa damai dalam hati untuk mencapai ketenangan jiwa
(ruhani).



Dan ada juga yang mengartikan bahwa
meditasi adalah sebuah pelatihan yang menggunakan pikiran untuk tujuan
mengatur pikiran dengan usaha kita. Meditasi dapat didefinisikan sebagai
suatu aktivitas yang mengakibatkan hubungan erat beberapa orang dengan
Tuhan. Kita meditasi pada yang abstrak, tidak berbentuk, tidak bernama.
Karena Yang Tertinggi tidak mempunyai bentuk dan tidak mempunyai nama,
tidak juga mempunyai kwalitas atau lambang-lambang.



Perbedaan Konsentrasi dan Meditasi



Terdapat
perbedaan jelas antara konsentrasi dan meditasi, meskipun keduanya
dalam pelaksanaannya berhubungan. Pengertian konsentrasi ialah untuk
memahami dan menguasai pikiran-perasaan sehingga ia tidak lagi
menanggapi dengan kacau terhadap suatu peristiwa. Latihan-latihan
konsentrasi adalah suatu pendidikan kembali mengenai tekniknya
pikiran-rendah, sehingga ia menurut perintahnya sang Pribadi, dan
menghentikan sifatnya yang bergerak kian kemari dan tidak menentu.



Atau
dengan kata lain, konsentrasi adalah sebuah upaya keras (baca: dipaksa)
untuk memusatkan pada sesuatu, halini dianggap bukanlah bagian/tahapan
meditasi.



Sedangkan tujuan meditasi ialah melatih
pikiran, dalam keadaan tenang, dan beristirahat/ berhenti pada pokok
yang dipilih, lebih baik pada hal yang mengandung arti yang dalam dan
rohaniah, sehingga pokok-caranya dapat membukakan kesadaran yang sedang
bermeditasi akan arti makna yang lebih luas dan dalam.



Dalam
ajaran Budha terdapat sebuah tahapan meditasi, yaitu Dharana yang
berarti pemusatan perhatian tanpa paksaan. Pemusatan perhatian tidaklah
berarti anda kosong. Sebagaimana namanya pemusatan perhatian, perhatian
anda tertunjukkan pada sesuatu. Tidak dianjurkan bagi anda untuk berada
dalam keadaan kosong seratus persen karena ini mungkin dapat membiarkan
masuknya kekuatan dari luar yang dapat mengganggu.



Meditasi
tingkat tinggi biasanya mengajarkan untuk memusatkan perhatian ke cakra
mahkota untuk menerima lebih banyak kekuatan spiritual, atau ke antara
alis mata untuk membangkitkan mata spiritual, ataupun ke cakra jantung
untuk memberikan lebih banyak kekuatan kepada roh. Jadi, tidaklah kosong
sama sekali.



MANFAAT MEDITASI



Menurut
ajaran Buddhis, meditasi adalah suatu cara untuk mengembangkan bathin
menuju taraf kesempurnaan yang selanjutnya menjadi dasar dari
kebijaksanaan. Latihan meditasi dengan pemusatan fikiran pada pernafasan
disebut Anaspanasati. Dengan metode ini, fikiran tetap terjaga dengan
baik dan senantiasa terkontrol, dengan demikian membuahkan jasmani dan
rohani yang selalu jernih dan segar. Juga daya fikir bertambah kuat dan
tajam, membawa pada kecerdasan otak.



Meditasi bisa mengurangi kecemasan
telah diselidiki oleh tokoh-tokoh sarjana Barat, seperti pada
penyelidikan Zen Meditation, dan kemudian pada penyelidikan
Transcendental Meditation. Tetapi kajian di barat juga telah membuktikan
33% hingga 50% mereka yang melakukan meditasi tanpa teknik yang betul
akan mengalami peningkatan dalam tekanan darah, stress, kemurungan serta
mudah marah. Maka jika anda benar-benar ingin mendalami meditasi,
pastikan anda dilatih oleh mereka benar-benar mahir dan berpengalaman
serta mampu memberi penjelasan untuk setiap keadaan.



Dalam
latihan Meditasi Islam, perkara yang harus diperhatikan ialah bagaimana
mereka dapat menemukan makna dan tujuan hidup yang memberikan sense of
direction, justeru dapat mengatasi pelbagai masalah serta meningkatkan
produktivitas dan meningkatkan kesehatan.




Tujuan dari meditasi ini adalah kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran.



AGAMA DAN MEDITASI



Meditasi
bukan hanya dikenal oleh agamayang berasal dari India & Tiongkok
saja bahkan hampir disemua agama mereka mempraktekan meditasi. Meditasi
dalam agama Yahudi dikenal dengan nama hitbonenut ini bisa dibaca di
Kabbalah sedangkan bangsa Yunani kuno mengenal meditasi dengan nama “Gnothi se auton” = “mengenal diri sendiri”.



Menurut
kepercayaan orang India/Hindu, bahwa di udara bebas ini terdapat
unsu-unsur gaib yang bersatu dengan zat asam(oksigen). Unsur-unsur gaib
itu berupa zat yang sangat halus sebagai inti dari segala zat yang
menjadi roh dari alam. Zat tersebut sedemikian halusnya hingga tak dapat
ditanggapi dengan panca indera, maupun dengan alat-alat apapun.



Zat
ini mempunyai tenaga gaib yang amat besar untuk berbagai macam
kepentingan, antara lain untuk penyembuhan penyakit. Zat inilah yang
mereka beri nama Prana. Cara mendapatkan zat gaib atau prana tadi ialah
dengan jalan pernafasan yang diatur dengan irama tertentu, yang menurut
kepercayaan mereka sesuai dengan irama gerakan alam.



Beberapa
cara meditasi melibatkan pengulangan suara tertentu secara internal,
dan menganjurkan kepada para pelakunya agar tidak terlalu melakukan
konsentrasi. Teknik seperti itu akan menyegarkan dan membuat orang
relaks, namun untuk peningkatan rohani, konsentrasi tetaplah sangat
perlu – yaitu usaha intensif untuk memfokuskan pikiran pada mantra /
afirmasi & doa



Meditasi ada dua macam, yaitu
meditasi duduk dan meditasi gerak (Tai-Chi). Meditasi duduk ini
sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Islam jauh sebelum Sidharta Gauthama
lahir melalui ajaran Budhi Dharma. banyak sekali literatur" islam dlm
hal ini, sebagaimana kisah Ibrohim yang mencari Tuhan hingga kisah Musa
yg menyepi di bukit Thursina sampai kisah Nabi Sulaiman yg meninggal
dalam posisi meditasi, hingga Ifrit tidak mengethauinya kecuali setelah
tongkatnya dimakan rayap.



Meditasi ini juga sering
dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika sebelum dan sesudah diangkat
menjadi Nabi dan Rasul, yang pada saat itu disebut dengan berkhalwat dan
tahannuts. Beliau melakukan meditasi di Gua Hira, ketika menghadapi
masalah yang menimpa diri dan umatnya. Seperti halnya meditasi duduk,
meditasi gerak juga sudah ada dalam ajaran Islam yaitu dalam bentuk
gerakan shalat.



MEDITASI DENGAN AL QUR’AN



Salah
satu fase penting yang secara simbolik sering disebut sebagai
mencerminkan corak misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah saat dia
bertahannuts atau melakukan meditasi di Hira, sebuah gua di luar kota
Mekah.



Setelah nabi mendapat wahyu pada 610 M, dia
tidak terus tinggal di sana, menikmati meditasi yang soliter, menjauhkan
diri dari masyarakat. Sebaliknya, ia balik ke kota, mendakwahkan
ajaran-ajaran, dan melakukan apa yang dalam istilah sekarang disebut
sebagai transformasi sosial.



Pada saat selanjutnya,
Nabi saw pergi ke gua Hira hanya untuk bertemu dengan malaikat Jibril
dengan tujuan tasmi' (memperdengarkan) hafalan Alqur’an beliau dihadapan
Jibril. Maka, Gua Hira bukanlah tempat bertahannuts seperti yang
dilakukan beliau sebelum diangkat menjadi Rasul. Tetapi dijadikan tempat
untuk mengoreksi ayat-ayat Alqur’an yang telah diterimanya. Dari uraian
ini bisa di simpulkan bahwa untuk mendapat kesadaran yang tinggi kita
di contohkan oleh Rosulullah agar berada dalam keadaan sunyi , hening /
meditasi.



Unsur Meditasi Al Qur’an



Kitab
ini, tentu saja bukanlah sebuah buku sains ataupun buku kedokteran,
namun Alqur’an menyebut dirinya sebagai‘ penyembut penyakit’, yang oleh
kaum Muslim diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa
manusia pada kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.



Kesembuhan
menggunakan Alqur’an dapat dilakukan dengan membaca, berdekatan
dengannya, dan mendengarkannya. Membaca, mendengar, memperhatikan dan
berdekatan dengannya ialah bahwasanya Alqur’an itu dibaca di sisi orang
yang sedang menderita sakit sehingga akan turun rahmat kepada mereka.



Allah saw menjelaskan, “Dan
apabila dibacakan Alqur’an, makadengarkanlah baik-baik dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf:
204)




Menurut hemat saya, salah satu
unsur yang dapat dikatakan meditasi dalam Alquran adalah, pertama, auto
sugesti, dan kedua, adalah hukum- ukum bacaan yaitu waqaf.



Aspek Auto Sugesti



Alqur’an
merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan firman-firman Allah.
Banyak sekali nasihat-nasihat, berita-berita kabar gembira bagi orang
yang beriman dan beramal sholeh, dan berita-berita ancaman bagi mereka
yang tidak beriman dan atau tidak beramal sholeh. Maka, alqur’an
berisikan ucapan-ucapan yang baik, yang dalam istilah Alqur’an sendiri,
ahsan alhadits. Kata-kata yang penuh kebaikan sering memberikan efek
auto sugesti yang positif dan yang akan menimbulkan ketenangan.



Platonov
telah membuktikan dalam eksperimennya bahwa kata-kata sebagai suatu
Conditioned Stimulus (Premis dari Pavlov) memang benar-benar menimbulkan
perubahan sesuai dengan arti atau makna kata-kata tersebut pada diri
manusia. Pada eksperimen Plotonov, kata-kata yang digunakan adalah
tidur, tidur dan memang individu tersebut akhirnya tertidur.



Pikiran dan tubuh dapat berinteraksi dengan cara yang amat beragam untuk menimbul kan kesehatan atau penyakit. 
Zakiah Daradjat mengatakan bahwa sembahyang, do’a-do’a dan permohonan
ampun kepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin yang
akan mengembalikan ketenangan dan ketentramanjiwa kepada orang-orang
yang melakukannya.



Relaksasi, Aspek Waqof



Alqur’an
adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etik dalam membacanya.
Membaca Alqur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan lainnya. Membaca
Alqur’an harus tanpa nafas dalam pengertian sang pembaca harus membaca
dengan sekali nafas hingga kalimat-kalimat tertentu atau hingga
tanda-tanda tertentu yang dalam istilah ilmu tajwid dinamakan waqaf.
Jika si pembaca berhenti pada tempat yang tidak semestinya maka dia
harusmembaca ulang kata atau kalimat sebelumnya.



Waqof artinya berhenti
di suatu kata ketika membaca Alqur’an, baik di akhir ayat maupun di
tengah ayat dan disertai nafas. Mengikuti tanda-tanda waqof yang ada
dalam Alqur’an, kedudukannya tidak dihukumi wajib syar’i bagi yang
melanggarnya. Walaupun jika berhenti dengan sengaja pada kalimat-kalimat
tertentu yang dapat merusak arti dan makna yang dimaksud, maka hukumnya
haram.



Jadi cara membaca Alqur’an itu bisa disesuaikan
dengan tanda-tanda waqaf dalam Alqur’an atau disesuaikan dengan
kemampuan si pembaca dengan syarat bahwa bacaan yang dibacanya tidak
berubah arti atau makna.



Waqaf dalam Alquran



> Tanda awal atau akhir ayat
> Tanda awal atau akhir surat
> Tanda-tanda waqaf



Kemampuan nafas pembaca



Siapa
saja bisa boleh membaca Alqur'an,baik anak kecil, muda maupun tua, baik
pria maupun wanita selagi mereka dalam keadaan suci atau berwudlu. Jadi
bagaimanapun kemampuan mereka bernafas mereka boleh membaca Alqur’an.
Berhenti berdasarkan kemampuan nafas pembaca, dalam ilmu tajwid, bisa
dikategorikan dalam bagian-bagian waqaf.



Adapula beberapa penekanan nafas dalam membaca Alqur’an. Penekanan-penekanan tersebut dalam ilmu tajwid dinamakan mad.



Indonesia
adalah negara yang mayoritas umat Islam menerapkan hukum-hukum membaca
Alqur’an menurut Rowi, Hafsh, yang telah berguru kepada imam ‘Ashim.
Adapun hukum-hukum bacaan mad dalam ilmuTajwid menurut Rowi Hafsh
adalah:


  1. Mad Munfashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Cara baca hukum ini 4 harakat.

  2. Mad Muttashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Cara membaca hukum ini adalah 4 harakat.

  3. Mad
    Badal, yaitu apabila terdapat hamzah yang berharakat bertemu dengan
    huruf mad yang sukun. Cara membaca hukum ini adalah 2 harakat.


UNSUR MEDITASI DALAM RANGKAIN IBADAH HAJI & TRADISI SUFI



Jika
dalam membaca Alqur'an kita mengenal kata waqof, maka dalam tradisi
sufi kita akan mengenal kata Wuquf. begitu juga dalam tatacara ibadah
haji wuquf di padang arafah bahkan menjadi salah rukun penentu sah /
tidaknya rangkain ibadah haji seseorang






Dalam ajaran tasawwuf ada tata cara tawajjuh dengan wuquf qolbi,
kesemuanya merupakan riyaddloh atau ajang pelatihan hati menuju
kejernihan hati, dan kesemuanya menggunakan meditasi,simbol, dan
visualisasi, untuk lebih jelasnya kami akan kutip buku Ilmu Ketuhanan
karya KH.Haderamie HN, hal 89-94 :



“ Siapa yang
menghadapkan (tawajjuh) (fokus/konsentrasi) pada dirinya sendiri niscaya
akan terbuka baginya apa yang ada pada Hidrat keTuhanan dari segala
rahasia. Maka ia akan sampai kepadama`rifat Tuhannya dengan ma`rifat
Syuhudi (penyaksian akan keagungan Ilahi /seperti saat Musa pingsan
melihat “cahaya “Alah) karena pada hekekatnya ruh –kemanusiaan adalah
cermin bagi Hidrat keTuhanan itu yang padanya terdapat quwwatul aqliyyah
(kekuatan fikiran murni) yang merupakan Jauhar Ilahi……..dst



Cara melaksanakan Wukuf Qolbi :
Seorang Salik ( penempuh jalan sufi )  harus kosongkan dahulu semua
pemikiran-pemikiran kemudian melemaskan seluruh kekuatannya dan
pengindraannya dari semua alat pengindraan . Lalu melepaskan nafsunya
untuk menggerakan organ tubuh. Setelah itu pandangan mata hatinya
berhadap kepada hakekat hati menurut ajaran istighroq (tenggelam)
istihlak (sirna) secara terus menerus, maka kita tawajjuhnya meningkat
kepada hakekat hati itu, bertambah pulalah ma`rifat kepada Tuhan Yang
Maha Suci.



Cara yang lain tentang wukuf Qolbi:
seorang salik bertawajjuh (mengarahkan pandangan mata hatinya ) pada
daerah hati (menyadari keberadaan hati.pen),setelah ia mengosongkan
segala macam kesibukan, keruwetan, lalu memandang / mengamati tubuhnya,
dari daerah hati, visualisasikan cahaya seperti bola, dan selanjutnya
dia visualisasikan ruhnya menembus lapisan-lapisan langit dan
bumi……………..dst



…………..Seseorang salik berhadap kepada
hatinya sendiri kemudian tergambar ruhnya pada hatinya berupa cahaya
putih, bersih cemerlang tiada terhingga , tergambar pula pada hakekat
ruhnya berupa cahaya (sampai) kepada rupa alam seperti burung diudara,
………..”



Dari kutipan di atas difahami bahwa seorang
sufi untuk musyahadah (penyaksian) diawal dengan kaifiyah(tata cara)
latihan musyahadah yaitu : pertama mengosongkan keinginan / fikiran /
pengindraan,  kemudian konsentrasi, berikutnya membuat gambaran
(visualisasi) sebuah atau beberapa simbol (cahaya, bola putih,
burung,dst), kemudian dia pasrah / membiarkan dari akibat kaifiyah
tersebut yang mungkin terjadi sebagai proses perkembangan spiritual yang
dapat menghasilkan pengalaman" ruhaniah.

saya menyampaikan ini
semua kepada anda adalah dalam rangka anda yakin bahwa apa yang saya
ajarkan dalam grup ini daripada meditasi adalah bukan hal yang baru
dalam islam, apalagi sampai di anggap haram. bahkan mediatsi ini boleh
di bilang inti dari semua ajaran agama" samawi, dalam sholat ada unsur
meditasi gerak dan dalam wuquf terdapat unsur meditasi diam yang
semuanya bertujuan untuk peningkatan sipiritual / kesadaran jiwa guna
meraih pencerahan bathin.

Waktu Meditasi dengan Alqur’an



Pada
hakikatnya tidak ada waktu yang makruh untuk membaca/meditasi dengan
Alqur’an, hanya saja memang ada beberapa dalil yang menerangkan bahwa
ada waktu-waktu yang lebih utama dari waktu-waktu yang lainnya untuk
membaca Alqur’an. Waktu-waktu tersebut adalah:



1. Dalam sholat



An-Nawawi berkata; ‘Waktu-waktu pilihan yang paling utama untuk membaca Alqur’an ialah dalam sholat.’



Al
Baihaqi meriwayatkan dalam asySyu’ab dari Ka’ab r.a. ia berkata: “Allah
telah memilih negeri-negeri, maka negeri-negeri yang lebih dicintai
Allah ialah negeri al Haram (Mekkah). Allah telah memilih zaman, maka
zaman yang lebih dicintai Allah ialah bulan-bulan haram.



Dan
bulan yang lebih dicintai Allah ialah bulan dzulhijjah. Hari-hari bulan
Dzulhijjah yang lebih dicintai Allah ialah sepuluh hari yang pertama.
Allah telah memilih hari-hari, maka hari yang lebih dicintai Allah ialah
hari Jum'at. Malam-malam yang lebih dicintai Allah ialah malam Qadar.



Allah
telah memilih waktu-waktu malam dan siang, maka waktu yang lebih
dicintai Allah ialah waktu-waktu sholat yang lima waktu. Allah telah
memilih kalam-kalam (perkataan), maka kalam yang dicintai Allah adalah
lafadz ‘La ilâha illallâh wallâhu akbar wa subhanallâhi wal
hamdulillâh.“
( bacaan Tasbih )



2. Malam hari



Waktu-waktu yang paling utama untuk membaca Alqur’an selain waktu sholat adalah waktu malam, Allah menegaskan, “Diantara
Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca
ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga
bersujud (sholat).”(QS. Ali Imron 3:113)




Waktu malam ini pun dibagi menjadi 2:



> antara waktu Maghrib dan Isya
> bagian malam yang terakhir



3. Setelah Subuh



adalah
waktu yang paling baik untuk kita mengafirmasikan doa pagi untuk
kebaikan kita dalam meraih kesuksesan hidup di dunia sbg langkah ibadah
untuk kebahagiaan hidup kelak di ahirat.



PANDANGAN ISLAM TENTANG SIMBOL-SIMBOL ENERGI & KEHIDUPAN



Alam
semesta beserta seluruh misteri didalamnya adalah simbol kemaha adaan
Allah Sang Khaliq Yang Maha Ada, Maha Pencipta yaitu Tuhan kita Allah
SWT, semakin direnungi dan difikirkan maka akan semakin terasa kebesaran
Allah serta menjadi pelajaran yang sangat berharga,



Allah berfirman dalam surat Albaqoroh: 164



“Sesungguhnya
tentang kejadian langit dan bumi, peredaran malam dan siang, kapal yang
berlayar dilautan membawa barang-barang yang berfaedah bagi manusia,
hujan yang diturunkan Allah dari langit yangd engannya (dengan air hujan
tersebut) dihidupkanNya dengannya bumi yang telah mati dan berkeliaran
atasnya tiap-tiap yang melata , angin yang bertiup dan awan yang
terbentang antara langit dan bumi, Sesungguhnya semua itu merupakan
ayat-ayat / simbol-simbol/ tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berfikir.”




Manusia adalah sebuah alam dari seluruh
alam ciptaanNya. hanya kepada manusialah Allah menyerahkan seluruh alam
semesta ciptaanNya untuk diolah, dimanfaatkan karena manusia adalah
makhluk yang termulia di muka bumi ini.



Sebagai makhluk
termulia dan sebagai pengemban amanat Ilahi di atas alam ini, banyak
pekerjaan yang harus dikerjakan manusia beserta seluruh persoalannya.
Banyak sekali nilai hidup yang sulit diucapkan dengan kata-kata, banyak
aktifitas hidup dan kehidupan yang sulit  dinyatakan dengan indera kita,
tetapi mudah dilukiskan dalam bentuk simbol.



“Manusia
adalah makhluk yang bersimbol,makhluk yang pandai menggunaaakan simbol
untuk menyatakan perasaannya.” ( Depag: Hkmah Ibadah Haji : Halaman 6)



Dalam
hal inilah walaupun dalam praktik meditasi Reiki yang kita kembangkan
dalam grup ini tidak meneganl penggunaan simbol, akan tetapi saya sangat
menyarankan kepada semua Alumini tidak tidak ikut"an menjustivikasi
keharaman simbol-simbol reiki dan energi yang di kembangkan dalam
tradisi reiki yang lain. sebab kita belum dapat mengetahui dengan pasti
akan apa existensi yg tersembunyi di balik simbol" tersebut.




Sebagai
contoh : negara-negara di duniaini mempunyai bendara, lambang negara
dst, bila ada yang mengatakan bahwa simbol-simbol termasuk bendera
adalah musyrik, maka izinkan saya bertanya, adakah benda yang musyrik ?



Syirik
adalah sifat yang melekat pada seseorang, musyrik adalah subjeknya, dan
yang bisa musyrik itu manusianya, bukan benda, bahkan Ka`bah bagi umat
Islam merupakan simbol persatuan dan kesatuan , Huruf hijaiyah merupakan
hasil budi daya manusia (ciptaan manusia) dan bila dituliskan Alif lam
Lam Ha menjadi nama yang sangat berarti bagi kaum muslimin di seluruh
dunia , semuanya merupakan simbol, apakah ini musyrik ?, maka renugkanlah !



KEDUDUKAN MANTRA ( RUQYAH ) DALAM ISLAM Dalam
hal ini sebuah Hadis menyatakan,” Diriwayatkan dari Auf bin Malik Al
Anshory ra. “Kami biasa menggunakan mantera (ruqyah) pada masa
jahiliyah, kemudian kami bertanya kepada Rasulullah,“ Wahai Rasulullah,
bagaimana menurutmu tentang mantera?” beliau menjawab,”Peragakan
kepadaku manteramu itu! ”kemudian beliau menjawab,” Mantera tidak ada
salahnya selagi tidak mengandung syirik!” (H.R.Muslim hadist nomor 2063)



Kemudian
hadist lainnya, dari Jabirr.a. katanya ,” Ya Rasulullah, keluarga kami
mempunyai mantera untuk gigitan kalajengking tetapi (kami mendengar)
anda melarang mantera, bagaimana itu ? ”Lalu mereka memperagakan mantera
mereka dihadapan Rasulullah. Sabda beliau,”Tidak ada jeleknya, siapa
yang sanggup diantara kalian memanfaatkan mantera untuk menolong
saudaranya, hendaklah dimanfaatkan.” “ (H.R. Muslim, hadist nomor 2062)



Hadist
senada Diriwatakan oleh Jabir bin Abdulah r.a. katanya,” Rasululah
membolehkan keluarga Hazm memanterai bekas gigitan ular.” Dan beliau
bertanya kepada Asma` binti Umais,” kelihatannya tubuh anak saudaraku
ini kurus kering. Apakah mereka kurang makan?” Jawab Asma`,” Tidak !
mereka terkena penyakit pengaruh pandangan mata” Sabda nabi padaku,”
Manterailah mereka!” Lalu ku minta agar nabilah yang memanterai mereka,
tetapi beliau mengatakan,” manterailah mereka oleh kalian!” (H.R.Muslim,
Hadist nomor 2060)



Hadist lainnya, dari Aisyah
r.a.katanya,” Apabila seseorang mengadukan suatu penyakit yang
dideritanya kepada Rasulullah s.a.w seperti bisul, kudis atau luka maka
nabi berucap sambil menggerakan anak jarinya seperti ini- sufyan
meletakan telunjuknya ke tanah,kemudian mengangkatnya- sambil membaca ,’
Dengan nama

Allah tanah bumi kami, dengan sebagian air ludah
kami, semoga sembuhlah penyakit kami dengan izin Allah.” ( H.R.Muslim,
Hadist nomor ; 2056)



Hadist senada diriwayatkan dari
Aisyah bahwa Nabi pernah memantrai orang sakit dengan debu, tanah, dan
air ludah ( H.RBukhari Hadist nomr 1922, )



Jadi, alam
semesta merupakan anugrah dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT, semuanya
untuk kemasahatan umat manusia bagi Ulul Albab/ Ahlil Fikri, dan
bukankah manusia itu sendiri bagian kecil dari alam semesta, yang
kesemuanya itu merupakan ayat-ayat Allah (simbol-simbol) yang hanya
dapat di”baca” dan dimengerti oeh kaum yang berfkir, lalu mengapa tidak
kita sebagai kholifah fil ardli (penguasa alam semesta) mengadakan
kontak/ hubungan dengan alam semesta dalam rangka ibadah kepada Allah?
Bukankah Allah memerintahkan kita untuk tadabur pada alam kemudian
akhirnya tasyakur ?



Perhatikan firman Allah dalam Alqur`an Surat al anfal ayat 17:




Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.




(Allah
berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi
kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  "




Dari
ayat tersebut nampaklah bahwa perbuatan manusia hanyalah mazzhar (
objek perbuatan Allah ), yang pada hakekatnya mazzhar itu hanyalah
bayangan semata-mata.



Berkenaan dengan ayat tersebut
Tafsir Ibnu Kasir dan dapat pula dilihat dalam kitab Asbabun Nuzul Imam
Suyuthi ,”Ibnu Abbas berkata bahwa ketika perang badar, Rasulullah
berdoa ,” Ya Tuhan,jika Engkau binasakan rombongan ini, maka tidak akan
disembah lagi Engkau dimuka bumi ini untuk selama-lamanya, “ Kemudian
Jibril berkata ,” Ambilah segenggam tanah dan lemparkanlah pada
mereka!”  Maka Nabi mengambil segenggam tanah dan melemparkannnya,”



Itulah
hadist yang menjadi Asbabunnuzul turunnya Surat Al Anfal ayat 17,
sehingga menjadi pedoman bagi kita bahwa semua yang ada di alam semesta
bisa dijadikan media untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah
tentu semua itu bagi orang yang bertauhid tidak menjadi syirik. selagi
tidak bertentangan dengan hukum-hukum syariat islam yang telah pokok di
gariskan.

Al Qur’an dan Kesehatan



Arti
Qur’an menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr.
Subhi Al Salih berarti ‘bacaan’, asal kata qara`a. Kata Alqur’an itu
berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru` (dibaca).



Adapun
definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yan gmerupakan mu’jizat
yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di
mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah
ibadah.”



Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan
tentang pengobatan karena AlQur’an itu sendiri diturunkan sebagai
penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin.



“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min.” (QS. Al Isra/17: 82)



“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d/13: 28)




Menurut para ahli tafsir bahwa namalain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.



“Hai
manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu
dan sebagai obat penyembuh jiwa,s ebagai petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus/10: 57)




Di
samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan
tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber
dari pembuat obat- obatan.



“Dia menumbuhkan
tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan buah-buahan
lain  selengkapnya, sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat
tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS.
An-Nahl 16:11)




“Dan makanlah oleh kamu
bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah
digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman
madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. 
Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang
mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16: 69)




Berdasarkan keterangan tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membaca Alqur’an akan merasakan ketenangan jiwa.



Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan tentang keutamaan membacanya dan menghafalnya atau bahkan mempelajarinya.



“Sebaik-baik kalian adalah orang yangmempelajari Alqur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhori)



“Siapa
saja yang disibukkan olehAlqur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku, dan
memohon kepada-Ku, niscaya Akuakan berikan sesuatu yang lebih utama
daripada apa yang telah Aku berikankepada orang-orang yang telah
meminta. Dan keutamaannya Kalam Allah daripadaseluruh kalam selain-Nya,
seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (HR. AtTurmudzi)




“Tidaklah
suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid) Allah, mereka membaca
Alqur’an dan mempelajarinya, kecualit urun kepada mereka ketentraman,
mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah
menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada disisi-Nya”. (HR. Muslim)




“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)



Dan
masih banyak lagi dalil yang menerangkan bahwa berbagai penyakit dapat
disembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat Alqur’an (lihat
Assuyuthi, Jalaluddin, Al Qur’an sebagai Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî),
terj. Achmad Sunarto, Semarang, CV. SuryaAngkasa Semarang, cet. I,
1995).



Walaupun tidak dibarengi dengan data ilmiah,
Syaikh Ibrahim bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al Muta’alim halaman 41,
sebuah kitab yang mengupas tata krama mencari ilmu berkata,



“Terdapat
beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau
hafalannya. Diantaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan
ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”. 
Selanjutnya ia berkata, “Takada lagi bacaan yang dapat meningkatkan
terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali
membaca Alqur’an”.




Dr. Al Qadhi, melalui
penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika
Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat
Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan,
dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.



Penurunan
depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai
macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang
menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak
serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik
terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot,
dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia
berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam
melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.



Penelitian
Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan
oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang
disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun
1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai
97% bagi mereka yang mendengarkannya.



Kesimpulan hasil
uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang
dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang
sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut
sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu
bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an.



Penelitian
yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan
Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari
Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65%
ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35%
ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an.



Alquran
memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut
diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan
Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun1997. Menurut penelitiannya,
bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran
dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih
tenang.



Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan
kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah
dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan
jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat
memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ)
seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ,
bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).



Maha benar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).



Atau juga, “Dan
Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu yang menjadi penawar (obat)
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S.17:82).




Atau, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tentram” (Q.S. 13: 28).



HENING
/ MEITASI ADALAH SUASANA HATI, TINGKAT KESADARAN JIWA, TIDAK HARUS
DALAM KONDISI DIAM MEMBISU TAMPA KATA, MAKA MULAILAH BELAJAR HUSYU' (
HENING / MEDITATIF ) SAAT ANDA SHOLAT MAUPUN SAAT BERTADARUS ALQUR'AN,
RASAKAN GETARAN ENERGI ILAHIAH YANG TURUN BERSAMANYA SEBAGAI RAHMAT
KEPADA KITA SEMUA.




Semoga Bermanfaat….amin



Salam 




 Oleh Kyai Jamas







Komentar

Postingan populer dari blog ini

CAHAYA DZIKIR DALAM TUBUH MANUSIA

FASAL TENTANG QORIN