FASAL TENTANG QORIN
FASAL TENTANG QORIN
PENGERTIAN
Qarin
berasal daripada bahasa Arab yang berarti "teman", "pasangan" atau
"pendamping". Kata qarin kemudian digunakan oleh kalangan Muslim sebagai
makhluk-makhluk halus yang sentiasa mendampingi manusia, sejak
seseorang itu dilahirkan hingga dia meninggal dunia, kemudian sampai
pada hari
Al-Qur'an telah menjelaskan tentang adanya qarin dalam surah Az Zukhruf
“
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al
Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan
itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (Az Zukhruf 43:36) ”
Dari
Abdullah bin Mas’ud berkata,”Tidaklah satupun dari kalian kecuali ia
telah di beri Qorin dari jin dan Qorin dari malaikat. Para sahabat
bertanya,”Begitu juga kepadamu,Ya Rosulullah?” Beliau bersabda,”Kepadaku
juga,hanya saja Alloh telah menolongku untuk menghadapinya,dan tidaklah
ia (Qorin) menyuruhku kecuali kepada kebenaran” (HR.Ahmad)
Bila
kita mengalami pergolakan batin saat menghadapi masalah,yang dituntut
untuk segera menentukan sikap,atau saat menghadapi suatu pilihan yang
membuat pikiran bimbang,tiba-tiba terasa dalam diri kita seperti ada
makhluk yang membisikkan sesuatu untuk memilih pilihan tertentu, atau
saat azan berkumandang, muncul dalam benak kita untuk segera
meninggalkan pekerjaan lalu menunaikan sholat, tapi pada saat yang sama
sakan ada yang membisikkan ,”Nanti saja…! selesaikan pekerjaan dulu”
Dan
bisikan itu ternyata muncul dari sosok makhluk yang berbeda yang
senantiasa menyertai kehidupan kita, yaitu makhluk yang bernama malaikat
dan jin.
Dalam kisah yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah,
bahwa ketika tiba giliran Iblis untuk meminta, iapun berkata, “Ya
Tuhanku, manusia (Adam) inilah yang telah Engkau muliakan atasku, kalau
Engkau tidak memperhatikannya, aku tidak akan kuat menghadapinya.” Allah
berfirman yang artinya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak dari nya
kecuali dilahirkan pula seorang anak dari bangsa kamu.”
Iblis
berkata lagi, “Ya Tuhanku, berilah tambahan kepadaku.” Allah berfirman,
“Kamu dapat berjalan berjalan ditubuh mereka seperti mengalirnya darah
dan kamu dapat membuat hati mereka sebagai rumah-rumah untuk kamu.”
DALIL KEBENARAN QORIN PADA MANUSIA
Setiap
kita pasti ditemani teman yang akrab dan dekat yang disebut Qorin,satu
dari malaikat dan satu dari golongan jin atau syaitan. Sebagai mana yang
ditegaskan Rosululloh saw dalam riwayat Ahmad diatas.
Yang
dimaksud dengan pernyataan Rosululloh saw pada bagian akhir dari hadits
diatas adalah Qorin beliau dari golongan jin atau syaitan.
Alloh
swt telah memberi perlakuan khusus kepada beliau dalm menghadapi sepak
terjang Qorin jin yang dimilikinya,sehingga jin tersebut masuk Islam dan
tidak mempengaruhi beliau kecuali kepada kepada kebaikan dan kebenaran.
Dan
hadits tersebut lebih merupakan peringatan keras akan bahaya fitnah
(gangguan ) Qorin dan was-wasnya serta penyesatan yang
dilakukannya.Rosululloh saw memberi tahukan hal itu agar kiat lebih
waspada dan melakukan pembentengan dari kejahatannya.
Dalam
masalah ini ada ulama yang berpendapat bahwa peluang masuknya jin Qorin
ke Islam bukan hanya berlaku untuk jin Qorin Rosululloh saw pribadi,
Setiap kita bekesempatan untuk mengislamkan jin Qorin sebagaimana yang
dialami Rosululloh.
QORIN DARI BANGSA JIN
Suatu
hari hari ‘Aisyah radhiyyallahu ‘anha cemburu terhadap Rasulullah yang
keluar di waktu malam, maka beliau bersabda, “Apakah syaithanmu telah
mendatangimu?”
Aisyah menjawab, “Wahai Rasulullah, apa bersama saya ada syaithan?”
Beliau menjawab, “Iya.”
Aisyah bertanya, “Apakah bersama setiap insan?”
Beliau menjawab, “Iya.”
Aisyah bertanya, “Juga bersama engkau, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Iya. Tapi Allah membantuku terhadapnya sehingga aku selamat.” (Dikeluarkan oleh Imam Muslim)
Penjelasan
tentang adanya qarin pada setiap manusia adalah peringatan untuk
menghindari fitnah dan was-was serta penyesatannya, sehingga setiap
orang menghindari segala perkara yang bisa mengantarnya kepada dosa dan
agar dia senantiasa berlaku taat kepada Allah dan selalu berdzikir
mengingat-Nya.
Dari hadit-hadits di atas jelas diriwayatkan bahwa
setiap manusia memiliki qarin (pendamping) dari kalangan jin dan
malaikat. Dan ketika di akhirat kelak, jin Qorin dari manusia menolak
dipersalahkan atas kesesatan anak manusia
Dan pendampingnya
(Qorinuh) berkata : “ Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya namun dia
sendiri yang berada dalam kesesatan”. Lalu Allah berfirman : “Jangan
kalian bertengkar di hadapan Ku dan sungguh Aku telah memberikan kepada
mu dulu” (Q.S. 50 : 27-28), untuk lebih jelasnya silahkan buka di Qs Qof
: 16 - 29.
Di dalam hadis yang lain daripada Ibnu Umar r.a, mafhum sabda Rasulullah s.a.w :
"Aku
dilebihkan daripada Nabi Adam a.s dengan dua perkara iaitu pertama,
syaitanku kafir, Allah menolong aku sehuingga dia Islam, para isteriku
membantu akan daku tetapi syaitan Nabi Adam tetap kafir dan isterinya
membantu ia membuat kesalahan".
Qarin ada pada setiap orang baik
dia seorang manusia biasa maupun para Nabi atau Rasul. Dan Hampir
seluruh Qorin dr Bangsa Jin ialah Kafir, karena itu malaikat turut
diutus untuk ikut menjaga manusia, untuk mengimbangi peranan di antara
dua makhluk bagi kita memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
Al Imam Nawawi r.a menguraikan "اسلم" dalam dua pengertian :
1. Baginda Rasul terselamat daripada kejahatan dan fitnah.
2. Qarin nya menjadi Islam dan beriman justeru mengajak kepada kebaikan semata-mata.
Dalam
hal ini, bagaimana pula kaum mslimin harus menghadapi golongan Qarin
ini ? Adakah ia terpaksa tunduk dan patuh atas arahan mereka atau
sebaliknya ?
Sebenarnya kaum muslimin berkuasa ke atas mereka dan
mampu menjadikan mereka lemah dan tidak berdaya. Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w yang diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya daripada Abi
Hurairah r.a :
"Sesungguhnya orang mukmin dapat melemahkan (
menundukkan ) syaitan sebagaimana salah seorang di antara kamu
melemahkan ( menundukkan ) kudanya dalam perjalanan" .
Ibnu
Muflih Al Muqaddsi menceritakan : Suatu ketika syaitan yang mendampingi
orang yang beriman, bertemankan syaitan yang mendampingi orang kafir.
Syaitan yang mengikuti orang beriman itu kurus sedangkan yang mengikuti
orang kafir itu gemuk. Maka ditanya mengapa engkau kurus, bagaimana aku
tidak kurus, apabila tuanku masuk ke rumah, dia berzikir, makan dia
ingatkan Allah, apbila minum pun begitu. Sebaliknya syaitan yang
mengikut orang kafir itu pula berkata aku sentiasa makan bersamanya dan
begitu juga minum.
Qarin Malaikat Bukan Khadam !
“Tidaklah
setiap orang dari kalian kecuali telah diberitakan kepadanya qarin dari
jin dan qarin dari malaikat.’ Para sahabat bertanya,’dan untukmu wahai
Rasulullah? ’Rasulullah menjawab, ` Untukku juga, hanya saja Allah telah
menolongku, sehingga qarinku masuk islam, dan tidak menyuruhku kecuali
pada kebaikan’.“ (HR.Muslim)
dalam Kitab Alamu Malaikatil Abrar: 48, Seorang ulama tersohor yang bernama DR.Umar Sulaiman al-Asyqar berkata,
“Yang
dimaksud dengan qarin malaikat pada hadist ini bukanlah malaikat yang
bertugas menjaga dan mencatat amal manusia. Allah menugasi qarin
malaikat ini untuk mengarahkannya kepada petunjuk kebaikan. Qarin
manusia yang dari malaikat memotifasi dan mengarahkannya kepada
kebaikan, sedangkan qarin jin memprovokasi dan menggiringnya kepada
keburukan.“
Qarin atau partner yang selalu menyertai manusia
mengemban tugas khusus dari Allah , sebagaimana ditegaskan Rasulullah
dalam riwayat lain,
“Sesungguhnya syetan itu punya bisikan untuk
anak Adam sebagaimana malaikat juga punya bisikan. Adapun bisikan syetan
adalah mengajak kepada keburukan dan mendustakan yang haq (benar).
Sedangkan bisikan malaikat adalah mengajak kepada kebaikan dan
membenarkan yang haq.
Barang siapa yang mendapati dalam dirinya
ajakan kebaikan, maka ketahuilah bahwa itu datangnya dari Allah,
hendaklah ia memuji Allah (baca Alhamdulillah). Tapi kalau dia mendapati
yang lain (ajakan keburukan), maka hendaklah ia memohon perlindungan
kepada Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk (baca Isti’adzah).
Lalu
beliau membaca ayat 268 dari surat al-Baqarah,“Syetan menjanjikan
(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan(kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari pada-Nya
dan karunia. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) dan Maha Mengetahui.“
(HR.Tirmidzi dan Nasa’i dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya).
Kesimpulan
Qarin
malaikat dan qarin jin senantiasa berkompetisi untuk mempengaruhi anak
manusia. Keduanya, satu dengan lainnya tidak mau ketinggalan atau
kedahuluan. Keduanya akan hadir saat manusia hendak tidur di
pembaringannya.
Qarin malaikat menginginkan manusia menutup
aktifitas kesehariannya dengan kebaikan, sedangkan qarin syetan
menginginkan penutup yang buruk. Begitu juga ketika manusia bangun dari
tidurnya. Qarin dari malaikat mengajak manusia membuka dengan kebaikan,
sedangkan qarin jin mengajaknya untuk membuka dengan keburukan.
Rasulullah bersabda menjelaskan kompetisi itu dalam hadist yang berasal dari Jabir bin Abdullah,
“Apabila
manusia berbaring di pembaringannya (akan tidur), malaikat dan syetan
segera menghampirinya. Malaikat membisikkan, “Akhiri dengan kebaikan”,
sedangkan syetan membisikan, “Akhiri dengan keburukan”. Apabila ia
menyebut nama Allah sampai tertidur, maka malaikat mengusir syetan. Dan
syetan akan bermalam seraya menyesali kekalahannya.“ (HR. Ibnu Hibban,
Hakim dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi).
Fenomena kompetisi itu
akan terulang lagi saat manusia terbangun dari tidurnya. Maka dari itu
jangan lupa untuk selalu berdo’a di saat hendak tidur dan juga saat
terbangun dari tidur.
Dengan demikian, apabila ada orang yang
melakukan ritual yang aneh-aneh atau menyimpang (amalan thariqah untuk
membuat malaikat jadi khadam manusia) yang tidak pernah diajarkan oleh
Rasulullah, lalu datang sosok ghaib menghampirinya atau merasuk ke dalam
dirinya, bisa dipatikan bahwa sosok itu bukanlah malaikat. Kalau bukan
malaikat, berarti jin atau syetan.
Walaupun ia melihat sosok
datang itu berpakaian serba putih-putih, berjubah panjang atau bersorban
rapi. Karena jin bisa menyerupai sosok siapa saja, bahkan para Nabi dan
wali kecuali sosok Rasulullah yang setan tidak dapat menyerupainya.
Sekali
lagi kami tegaskan di sini, bahwa malaikat itu adalah tentara Allah
yang hanya tunduk kepada Allah. Ia sangat disiplin untuk menunaikan
tugas yang dibebankan kepadanya. Allah SWT berfirman,
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.“ (QS.at-Tahrim : 6).
Perhatikan ayat
yang artinya, “Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
Kalau begitu siapa lagi yang datang ke orang yang
melakukan ritual menyimpang, kalau bukan jin jahat atau syetan laknat.
Karena qarin manusia yang berasal dari malaikat punya tugas khusus,
tidak bisa seenaknya disuruh-suruh dan ia bukanlah khadam manusia
wallahu a'lam...
Oleh Kyai Jamas
Komentar
Posting Komentar