2. MEDITASI NAFAS




NAFAS MEDITASI



 Bag.02



MENGHITUNG NAFAS



 








Setelah menyadari nafas beberapa saat, setelah tubuh menjadi semakin
relak, jangan terburu-buru memasuki tahapan berikutnya. Terlebih dahulu
kita harus menunggu hingga batin kita cukup mapan dan stabil menyadari
nafas.



Setelah itu kita bisa mempertajam konsentrasi dengan menghitung nafas.

Ketika nafas ini berhembus keluar, dalam batin kita menghitung “satu”,
lalu ulangi lagi, “dua”, lalu “tiga”. Demikian cara kita menghitung
napas.

Kita tidak menghitung saat menarik nafas. Kita juga tidak menghitung di jeda nafas masuk dan keluar.

Jika menghitung di jeda nafas, kita akan cenderung mengendalikannya.
Jika saat menghembuskan udara keluar kita menghitung, “Satu.” Ini sangat
alami. Di samping itu, waktu yang dibutuhkan saat mengeluarkan nafas
sedikit lebih lama ketimbang saat menarik nafas. Dan ini sesuai dg
pengertian dasar dari nafas yaitu udara yg keluar dr tubuh ( Dasar ilmu
nafas dlm tradisi GIP )

Hitungan kita letakkan secara ringan di setiap hembusan nafas. Seperti ingin meletakkan sesuatu di bagian tersebut.

Manfaat dari menghitung angka ini untuk membuat anda lebih sadar, “Oh!
Sekarang saya sedang memperhatikan nafas ini. ‘Satu.’ Saya masih
memperhatikan nafas.”

Perhatian kita sepenuhnya diletakkan pada
pernafasan. Melalui perhatian terhadap nafas ini, pikiran kita
perlahan-lahan akan menjadi terfokus.

Kita menghitung mulai dari
angka satu hingga sepuluh. Jangan lewat dari angka sepuluh. Ketika
sampai hitungan ke-sepuluh, anda hitung lagi dari satu, tidak
dilanjutkan dengan hitungan kesebelas. Namun kadang proses ini tidak
begitu mudah sbgmn yg dibayangkan

Kebanyakan dari kita ketika
menghitung sampai angka sepuluh, punya kebiasaan melanjutkan hitungan ke
sebelas, dua belas. Kalau kesadaran kita kurang kuat, kita bisa
menghitung hingga dua puluh, tiga puluh. Ketika sadar bahwa kita sudah
menghitung terlampau jauh, kita kembalikan hitungan ke angka satu.

Ada beberapa orang menghitung satu… dua… tiga… kemudian angka hitungan
itu menghilang. Semua pergi entah kemana. Setelah anda sadar, anda
mencoba mengulang lagi dari satu, tapi lagi-lagi gagal mencapai angka
sepuluh. Padahal di bangku sekolah dasar tentu sudah belajar menghitung
satu, dua, hingga sepuluh. Namun saat bermeditasi, menghitung
angka-angka ini. Satu… dua… tiga… tidak bisa selesai sampai sepuluh. Ini
karena pikiran terlalu terpencar sehingga dengan mudahnya terbawa pergi
oleh pikiran mengembara.

Ketika anda sadar bahwa pikiran sudah
mengembara, tariklah perhatian kembali menyadari tubuh, menyadari adanya
nafas, lalu kemudian hitung lagi. Jika perhatian pergi, tariklah
kembali. Perhatian pergi lagi, tariklah kembali lagi. Namun, ketika
menarik kembali, jangan menggunakan usaha, jangan memaksa. Sekadar tarik
dengan ringan dan alami membawa perhatian kembali menyadari tubuh.
Setelah kembali ke tubuh, sadari keluar masuknya nafas, lalu kembali
menghitung nafas.

Ada juga yang setelah berlatih menghitung
sekian lama, hitungan bisa berjalan secara otomatis, mekanikal. Jadi
meskipun kita bisa menghitung, perhatiannya tumpul. Untuk menjaga agar
kesadaran tetap segar dan jernih, kita bisa menghitung dengan urutan
terbalik. Mulai dari sepuluh turun sampai satu kemudian kembali ke
sepuluh. Bisa juga kita menghitung angka genap saja atau ganjil saja
mulai dari 1 sampai 20.

Semakin lama, kita akan semakin familiar
dengan metode ini. Setelah semakin familiar dengan metode ini, saat
perhatian lari, kita akan cepat menyadarinya kemudian anda mengembalikan
perhatian untuk menyadari tubuh, menyadari nafas dan kembali
menghitung. Semakin lama hitungan semakin lancar dan jelas.

Setelah anda bisa menghitung dengan lancar dan jelas, waktu terasa
berlalu dengan cepat. Tubuh anda juga sangat relaks, tidak terinterupsi
sehingga bisa terus melanjutkan hitungan dengan baik.

Dalam Tradisi Yoga Menghitung nafas adalah gerbang pertama dari “enam gerbang menakjubkan” yang terdiri dari:



1. Menghitung napas.

2. Mengikuti napas.

3. Ketenangan atau samatha.

4. Pandangan terang atau vipasyana.

5. Kembali.

6. Pemurnian.



‪#‎Selamat‬ berlatih dg ringan & riang....





®By. Kyai Jamas Sanggar Sattvika Meditasi

















·

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISLAM DAN MEDITASI

CAHAYA DZIKIR DALAM TUBUH MANUSIA

FASAL TENTANG QORIN