Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

TAZKIYATUN NAFS

Gambar
CAKRA SARANA UNTUK TAZKIYATUN NAFS Hakikat manusia dalam pandangan Islam terletak pada ruh, bukan pada jasad. Jasad dipahami hanya sebagai instrumen semata. Bahwa segala perilaku manusia berasal dari jiwa. Pada hakikatnya, yang melihat, mendengar, dan merasakan adalah jiwa. Namun inti dari jiwa adalah ruh sebagai hakikat yang abadi yang secara langsung berasal dari Allah SWT. فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُ سَاجِدِينَ “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”. (QS. Al-Hijr : 29) Ruh adalah rahasia Tuhan yang di tiupkan kepada nafs (jiwa atau badan). Ruh ini menyebut dirinya AKU, yang disebut bashirah (yang mengetahui atas jiwa, qalb, fisik dll. [1] Ruh adalah simbol nilai-nilai ketuhanan dalam diri manusia, ketika Ruh ditutupi/hijab dengan jasad, ibarat sebuah cahaya yang terang tapi didalam gedung. Maka cahaya tersebut tidak bisa keluar, karena...

CAKRA DAN JIWA

Gambar
HUBUNGAN CAKRA DENGAN JIWA Cakra berasal dari bahasa sansekerta yang berarti roda, karena memang berbentuk seperti roda yang berputar ke kiri dan ke kanan. Secara umum fungsi cakra adalah sebagai pintu keluar masuknya energi non fisik. Sebenarnya cakra erat hubungannya dengan tubuh fisik terutama organ-organ tubuh fisik yg terkait. Seberapa lancar energi keluar masuk ke cakra juga akan mempengauruhi fungsi organ fisik yang terkait . Di samping itu cakra –cakra yang utama dalam tubuh sangat terkait dengan jiwa manusia, karena di dalam cakra tersebut tersimpan sifat-sifat kecenderungan prilaku manusia. Diyakini ada 365 titik cakra dalam tubuh manusia, tetapi jumlah titik cakra yang utama (mayor) hanya ada tujuh. Yang tujuh ini sudah dianggap mewakili cakra lain yang jumlahnya ratusan itu.  Adapun 7 cakra yang utama adalah: 1.Cakra Dasar Letaknya di tulang ekor, dalam cakra dasar ini terdapat Jiwa Ammarah yaitu jiwa yang selalu berbuat dosa dan maksiat. Allah telah berfirman dalam Al...

PROSES DZIKIR

Gambar
MEKANISME PROSES DZIKIR Manusia mempunyai kelebihan di antara semua makhluk. Kelebihan itu ialah bahwa manusia mempunyai dua dimensi. Pertama, dimensi materi, yang di dalam filsafat dinamakan juga dengan dimensi hewani. Di dalam filsafat, jisim manusia dinamakan dengan gharizah (insting) atau raghbah (kecenderungan), sementara di dalam ilmu akhlak dan irfan Islami dinamakan dengan orientasi hewani, atau dimensi hewani manusia. Manusia juga mempunyai dimensi spiritual. Dimensi ini adalah dimensi malakuti, yang di dalam filsafat dinamakan dengan ruh. Oleh karena itu, para ulama mengatakan bahwa manusia itu terdiri dari ruh dan jisim (jasad). Hakekat manusia adalah Ruh, ketika Ruh dibungkus jasad, maka tujuan manusia adalah bagaimana peranan Ruh itu sangat dominan dari pada jasad. Hal ini telah disinggung oleh Nabi saw. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ “Dunia adalah penjara bag...

JALUR ENERGI DZIKIR

Gambar
JALUR ENERJI DZIKIR DALAM TUBUH Di antara kelompok sufi (tasawuf) ada yang mendakwakan bahwa riyadhah (latihan) ruhani yang dilakukan seorang sufi bagi dirinya akan menyampaikan ke suatu tingkatan dimana ia dapat menyikapkan isyarat-isyarat qudus yang terdapat di balik ungkapan-ungkapan Al- Qur’an, dan akan tercurah pula ke dalam hatinya dari limpahan ghaib, pengetahuan subhani yang dibawa ayat-ayat itulah yang disebut Tafsir al-Isyari. Manna Khalil al-Qattan menyatakan bahwa setiap ayat mempunyai makna zahir dan makna batin (tersembunyi). Makna zahir ialah segala sesuatu yang segera mudah dipahami akal pikiran sebelum lainnya, sedangkan makna batin adalah isyarat-isyarat tersembunyi di balik itu yang hanya nampak dan diketahui maknanya oleh para ahli tertentu (ahli suluk). [1] Para sufi umumnya berpedoman kepada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi: عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ الِلَّهِ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الِلَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أُنْزِلَ ال...