TENTANG HIZIB



BAB TENTANG HIZIB



 








Setelah bab Khodam & Qorin, hal" yg sering bersinggungan dg dunia laku spiritual berikutnya adalah ttg Hizib.






Berikut Pandangan kami ( Aswaja ) ttg HIZIB )



PENGERTIAN :



Secara harfiah Hizib dapat diartikan sebagai golongan, atau kelompok bahkan ada yang mengartikan sebgai tentara



Kata Hizib muncul di Al-Quran sebanyak beberapa kali yaitu :



1. Surat Al Maaidah ayat 56 :




وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ



Dan
barang siapa yang menjadikan Allah ta’ala, RosulNya dan orang-orang
yang beriman sebagai pemimpin, maka sesungguhnya Golongan (Hizbu)
Alloh-lah sebagai pemenang.



2. Surat Al Kahfi ayat 12 :




ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا



Kemudian
Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah diantara kedua
golongan (Al hizbaini) itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa
lamanya mereka tinggal didalam gua itu



3. Surat Ar Ruum ayat 32 :




مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ



dari
orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
pada golongan (HIzbin) mereka



4. Surat Al Fathiir ayat 6 :




إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ



Sungguh
setan itu membawa permusuhan bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai
musuh, sesungguhnya mereka mengajak Golongannya (Hizbuhu) agar menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala.



5. Surat Al Mujaadilah ayat 19 :



Setan
telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Alloh
ta’ala; mereka itulah golongan (Hizbu) setan. Ketahuilah bahwa golongan
(Hizba) setan lah yang merugi.



6. Surat Mujadiilaah ayat 22 :



Engkau
tidak akan mendapatkan satu kaum yang beriman kepada Allah ta’ala dan
kepada hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapaknya,
anaknya, saudaranya atau keluarganya.



Mereka itulah
orang-orang yang didalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan
Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan/ ruh yang datang dari
Dia.



Lalu dimasukkannya mereka kedalam syurga yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun ridha.



Merekalah golongan (Hizbu) Allah. Ingatlah sesungguhnya golongan (Hizba) Allah-lah yang beruntung.



PERLUASAN MA'NA :



Masih
segar dalam ingatan kita, ketika Nabi dan para sahabat bertempur
melawan kaum musyrikin dalam perang badar, Allah sengaja mendatangkan
5000 pasukan sebagai bala bantuan yang bertandakan putih, mereka adalah
para malaikat (Hizbullah)



kata Hizib sendiri terkadang
juga digunakan untuk menyebut “mendung yang berarak” atau “mendung yang
tersisa”. Semisal hizbun min al-ghumum (sebagian atau sekelompok
mendung).



Ternyata untuk selanjutnya perkembangan kata
hizib dalam tradisi thariqah atau yang berkembang di pesantren adalah
untuk “menandai” sebuah bacaan-bacaan tertentu.



Misalnya
hizib yang dibaca hari jum’at; yang dimaksud adalah wirid-wirid
tertentu yang dibaca hari jum’at. Untuk selanjutnya, makna hizib adalah
wirid itu sendiri. Atau juga bisa bermakna munajat, ada hizib Ghazaly,
Hizib Bukhori, Hizib Nawawi, Hizib Bahri, Hizib Syeikh Abdul Qadir
Jailani, Ratib Al-Ahdad, yang masing-masing memiliki sejarah
sendiri-sendiri.



Hizib adalah himpunan sejumlah
ayat-ayat Al-Qur’anul karim dan untaian kalimat-kalimat zikir dan do’a
yang lazim diwiridkan atau diucapkan berulang-ulang sebagai salah satu
bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.



Untuk
memperjelas bahasan ini, sy tambahkan sedikit tentang hizib, sy
pilihkan HIZIB BAHR, krn hizib ini cukup terkenal & banyak
pengamalnya.



HIKAYAT :



As
Syaikh Abul Hasan Asy Syadzily terkenal sebagai seorang yang memiliki
banyak rangkaian doa yang halus dan indah, disamping kekayaan berupa
khazanah hizib-hizibnya.



Salah satu hizib beliau yang
terkenal sejak dulu hingga sekarang adalah hizib Bahr dan hizib Nashor.
Kedua hizib tersebut banyak diamalkan oleh kaum muslimin diseluruh
dunia, terlebih ulama-ulama besar, kendati sebagian dari mereka tidak
mengikuti thoriqot asy syaikh.



Hizib Bahr adalah hizib
yang di terima Syaikh Abu Hasan asy Syadzili langsung dari Rasulullah
SAW berkaitan dengan lautan yang tidak ada anginnya.



Sejarah
diterima hizib bahri adalah sebagai berikut : Pada waktu itu asy
syaikh Abul Hasan Asy Syadzili tengah melakukan perjalan ibadah haji ke
tanah suci.



Perjalanan itu diantaranya harus
menyeberangi laut merah. Untuk menyeberangi lautan itu sedianya beliau
akan menumpang perahu milik seseorang yang beragama nasrani.



Orang
itu juga akan berlayar walaupun berbeda tujuan dengan asy syaikh. Akan
tetapi keadaan laut pada waku itu sedang tidak ada angin yang cukup
untuk menjalankan kapal.



Keadaan seperti itu terjadi
sampai berhari-hari, sehingga perjalannapun menjadi tertunda. Sampai
akhirnya pada suatu hari, asy syaikh bertemu dengan baginda Rasulullah
SAW.



Dalam perjumpaan itu, Rasulullah SAW secara langsung mengajarkan hizib Bahri secara imla’ (dikte) kepada syaikh.



Setelah
hizib Bahri yang baru beliau terima dari Rasulululah SAW itu beliau
baca, kemudian beliau menyuruh si pemilik perahu itu supaya berangkat
dan menjalankan perahunya.



Mengetahui keadaan yang
tidak memungkinkan, karena angin yang diperlukan untuk menjalankan
perahu tetap tidak ada, orang itupun tidak mau menuruti perintah asy
syaikh.



Namun asy syaikh tetap menyuruh agar perahu
diberangkatkan. “Ayo, berangkat dan jalankan perahumu ! sekarang angin
sudah waktunya datang “, ucap asy syaikh kepada orang itu. Dan memang
benar kenyataannya, angin secara perlahan-lahan mulai berhembus, dan
perahupun akhirnya bisa berjalan. Singkat cerita alkisah kemudian si
nasrani itupun lalu menyatakan masuk islam.



FADLILAH :

Berkata
syaikh Abdurrahman al Busthomi, “Hizbul Bahri ini sudah digelar di
permukaan bumi. Bendera hizbul bahri berkibar dan tersebar di
masjid-masjid. Para ulama sudah mengatakan bahwa hizbul bahri mengandung
Ismullohil ‘adhom dan beberapa rahasia yang sangat agung.



Dalam
kitab Kasyf al-Zhunun `an Asami al-Kutub wa al-Funun, Haji Khalifah
seorang pustakawan terkenal asal Konstantinopel (Istanbul Turki) menulis
berbagai jaminan yang diberikan asy Syaikh Abul Hasan Syadzili dengan
Hizib Bahrinya ini.



Di antaranya, menurut Haji Khalifah, Asy Syaikh Syadzili pernah berkata:



Seandainya
hizibku (Hizib Bahri, Red.) ini dibaca di Baghdad, niscaya daerah itu
tidak akan jatuh. Mungkin yang dimaksud Asy Syaikh Syadzili dengan
kejatuhan di situ adalah kejatuhan Baghdad ke tangan Tartar,Wallahu
a’lam.



Bila Hizib Bahri dibaca di sebuah tempat, maka
termpat itu akan terhindar dari malapetaka, ujar Syaikh Abul al-Hasan,
seperti ditulis Haji Khalifah dalam Kasyf al-Zhunun.



Haji Khalifah juga mengutip komentar ulama-ulama lain tentang Hizib Bahri ini.



Ada yang mengatakan, bahwa orang yang istiqamah membaca Hizib Bahar, ia tidak mati terbakar atau tenggelam.



Bila
Hizib Bahri ditulis di pintu gerbang atau tembok rumah, maka akan
terjaga dari maksud jelek orang dan seterusnya. Konon, orang yang
mengamalkan Hizib Bahri dengan kontinu, akan mendapat perlindungan dari
segala bala’.



Bahkan, bila ada orang yang bermaksud
jahat mau menyatroni rumahnya, ia akan melihat lautan air yang sangat
luas. Si penyatron akan melakukan gerak renang layaknya orang yang akan
menyelamatkan diri dari daya telan samudera.



Bila di waktu malam, ia akan terus melakukan gerak renang sampai pagi tiba dan pemilik rumah menegurnya.

Banyak
komentar-komentar, baik dari Asy Syaikh Syadzili maupun ulama lain
tentang keampuhan Hizib Bahri yang ditulis Haji Khalifah dalam Kasyf
al-Zhunun jilid 1 (pada entri kata Hizb).



Selain itu,
Haji Khalifah juga menyatakan bahwa Hizib Bahri telah disyarahi oleh
banyak ulama, diantaranya Syaikh Abu Sulayman al-Syadzili, Syaikh
Zarruq, dan Ibnu Sulthan al-Harawi. Seperti yang telah disampaikan
dalam manaqib Asy Syaikh Syadzili, bahwa menjelang akhir hayat beliau,
asy syaikh telah berwasiat kepada murid-murid beliau agar anak-anak
mereka, maksudnya para murid thariqah syadziliyah, supaya mengamalkan
hizib Bahri.



Namun untuk mengamalkan Hizib ini
seyogyanya harus melalui talqin atau ijazah dari seorang guru yang
memiliki wewenang untuk mengajarkannya.



Seseorang yang
tidak mempunyai wewenang tidak berhak mengajarkannya ataupun memberikan
hizib ini kepada orang lain. Hal ini merupakan adabiyah atau etika
dilingkungan dunia thariqah.





HARAPAN :



Dengan
kajian ringkas ini semoga tdk ada lagi yg mencela hizib" warisan para
ulama yg sholih & tdk menuduh musyrik bg para pengamalnya.



" MENCELA HIZIB adlh MENCELA & MENYAKITI ULAMA YG TELAH MENYUSUNNYA "



Jika
engkau berpedoman pd Alqur'an & yakin bhwa para wali itu tdk mati,
maka takutlah pada Allah krn sebab memusuhi mereka dg mencela karya"
nya.



Salam...



 Oleh Kyai Jamas






Komentar

Postingan populer dari blog ini

CAHAYA DZIKIR DALAM TUBUH MANUSIA

SIRR AYAT KURSI

FASAL TENTANG QORIN