DUDUK DIAM, TAFAKUR ( MEDITASI )
DUDUK DIAM, TAFAKUR ( MEDITASI )
Duduk
diam "tafakur-meditasi" merupakan sarana untuk membina diri
pribadi,yang menjadi dasar utama sebelum Anda mampu mengenal dan
mengembangkan energi hidup secara maksimal. Semenjak jaman purba dahulu
nenek moyang bangsa-bangsa di Asia gemar melakukan "DUDUK DIAM" dan
diiringi latihan pernafasan, yang bermaksud untuk menggali sumber daya
alami yang berada didalam dirinya.
Tidak terkecuali
TanahJawa-Tionghoa-India-Arab-Melayu(JATI AYU), hasilnya sungguh
mengagumkan, bukan saja masyarakat jaman itu tetapi bahkan para cerdik
cendekiawan dijaman modern ini mengakui akan sistem serta laku-laku
dengan kebenarannya yang tidak dapat dibantah.
Manfaat latihan
pernafasan dan duduk diam ini secara praktis "SANGAT" didambakan secara
diam-diam oleh banyak kalangan,termasuk oleh kebanyakan dari kita yang
termasuk orang-orang yang menamakan dirinya "modern". Betapa
tidak,dengan latihan yang sungguh-sungguh dan penuh ketekunan disamping
harus dengan metoda yang benar,kita akan lebih dapat MENIKMATI HIDUP INI
DENGAN LEBIH BAIK, LEBIH SEHAT DAN LEBIH BERGAIRAH!
Penerapan
ilmu-ilmu kuno peninggalan kebudayaan orang-orang purba itu mampu
mengenal dan mengembangkan apa yang dinamakan sebagai "INTRINSIC ENERGY"
atau "TENAGA MURNI (tenagadalam, daht, qudra)
Satu hal
yang perlu kita ketahui, bahwa tubuh dan jiwa merupakan dua unsur yang
sama pentingnya. Tidak ada salah satu unsur yang boleh dikesampingkan,
begitupun janganlah kita mengistimewakan yang satu lebih daripada yang
lain. Keduanya kita terima sebagai suatu karunia Maha Besar dari Allah
Sang Pencipta,Tuhan seru sekalian alam, maka hendaklah karunia itu kita
bina dengan sebaik-baiknya, karena keharmonisan kedua unsur atau daya
kekuatan lahir dan batin itu akan membangkitkan sumber energi hidup yang
murni dan tiada batasnya.
Duduk diam tafakur-meditasi dan
penerapan pernafasan alami akan membina sumber energi vital"BARAKA"chi,
prana, Reiki dalam tubuh kita. Manfaat praktis daripadanya jelas
dibutuhkan oleh semua orang, bahkan perkembangan masyarakat di
negara-negara maju yang memiliki tingkat teknologi yang tinggi dewasa
ini mulai merasakan kebutuhan spiritual yang tak dapat diperolehnya
dengan mengandalkan kemajuan teknik dan intelektual.
Maka
berpalinglah mereka ke dunia timur yang penuh dengan "MUTIARA ROHANI"
dan "SAMUDERA SPIRITUAL" yang penuh damai, tenang dan harmonis. Karena
disini setiap insan akan menemukan sumber energi hidup yang murni dan
tak terbatas itu.
Maka hadirnya grup ini atas dorongan
teman-teman sejawat dalam latihan pernafasan, olah spiritual diberbagai
kota,telahkami usahakan menulis dan menerbitkannya secara terbuka
sehingga dapat dibaca dan dipelajari seluas-luasnya oleh para saudara
yang menginginkan suatu kesehatan lahir maupun batin yang murni, suatu
kesempatan untuk melatih diri dan menggembleng kepribadian, menumbuhkan
keyakinan serta manfaat lain yang positif.
Sebelum kita
memasuki bab mengenai metoda pelaksanaan tafakur-meditasi atau ‘duduk
diam’tersebut, marilah kita ketahui terlebih dahulu mengenai dasar
pengertian yang benar dari tafakur-meditasi. Hal itu penulis pandang
amat penting, mengingat selama bertahun-tahun kami melaksanakan ‘duduk
diam’ ini bersama saudara-saudara sejawat peyakin latihan pernafasan dan
Baraka,lazimnya pada awal mula terdapat sedikit keragu-raguan.
Bahkan ada pula yang masih salah mengartikan apa sebenarnya’duduk
diam’atau tafakur, meditasi dan berbagai macam istilahlainnya itu.
Pertama soal pernafasan:
Banyak
dari mereka langsung mengatur pernafasannya sesuai atau seperti apa
yang dilaksanakan oleh para ahli pranayama, yoga,tenaga dalam, reiki dan
sebagainya. Sebetulnya yang terpenting disini bukanlah ‘mengatur nafas’
tetapi menyadari dan membiarkan jalannya nafas kita se-alamiah mungkin.
Melatih
‘duduk diam’ sebaiknya Anda mulai dengan melepaskan ketegangan dari
otot-otot Anda. Kontrol fisik merupakan langkah terbaik sebagai
pendahuluan latihan, sebelum memasuki ‘duduk diam’ itu sendiri. Sebab
keadaan fisik yang masih tegang tidak mendukung pernafasan berjalan
normal. Nafas yang berjalan tidak normal, pasti tak mampu menghasilkan
terhimpunnya ‘baraka’ didalam samudera Baraka yang berada disekitar
pusar (perut). Jadi pertama-tama kita harus jelas, bahwa
tafakur-meditasi atau ‘duduk diam’ itu bukan pemusatan pikiran pada
pernafasan.
Tafakur-meditasi adalah pengamatan
secara diam agar supaya tubuh rileks sepenuhnya, sedangkan pernafasan
kita biarkan berlangsung secara wajar, tenang, dalam dan sealamiah
mungkin.
Kedua, soal pikiran dan perasaan:
Seringkali
orang berlatih tafakur-meditasi, begitu duduk langsung mereka sibuk
‘mengendalikan’ pikiran, menekan perasaan dan keinginannya,
mengkonsentrasikan perhatiannya pada satu titik atau obyek tertentu
didalam atau diluar dirinya.
Menurut kitab-kitab purba
yang berasal dari Jawa-Tionghoa-India-Arab-Melayu(JATIAYU) dan lain-lain
diterangkan bahwa‘harmoni’ itulah cara berada di dalam jalan hidup yang
sesuai dengan jalan kebenaran, dengan hukum-hukum alam semesta.
Konsentrasi
sebagai sarana awal untuk membuat otot tubuh kita ‘diam’ memang tidak
merugikan. Tetapi perlu dipahami bahwa tafakur-meditasi bukanlah
konsentrasi. Tafakur-meditasi adalah keadaan fisik dan mental rohani
yang sesuai dengan kodrat alamiahnya, sehingga pikiran dan perasaan
dibiarkan berproses sealamiah mungkin dan berfungsi sesuai kebutuhan
alami diri kita.
Yang penting disini adalah
keselarasan, keserasian, keharmonisan, seluruh unsur yang ada dalam diri
kita dengan fungsi dan hukumalamiahnya.
Hal-hal
diatas adalah landasan kita untukmemahami dan mempraktekkan
tafakur-meditasi untuk membina sumber energi hidup kita secara positif
dan benar.
Tentu Anda dan kita semua pernah merasakan,
bahwasalah satu aktivitas ‘diri’ yang senantiasa tak pernah berhenti
adalah‘berpikir’, ya berpikir apa saja, yaitu misalnya berpikir tentang
jalannya pernafasan kita tadi, atau berpikir tentang suara-suara yang
terdengar oleh telinga kita, berpikir tentang orang-orang lain disekitar
kita, bahkan kadangkala kita berpikir tentang ‘pikiran’ itu sendiri!
Pokoknya aktivitas berpikir ini seakan takkan berhenti selama kita
sadar, meskipun kita duduk dengan diam, mata tertutup, tidak bergerak
maupun berbicara.
Pernahkah Anda suatu saat membiarkan proses
pikiran Anda itu berlangsung tanpa Anda turut campur, tanpa mengusahakan
supaya pikiran itu berhenti ‘mengoceh’, tapi membiarkannya?
Amati
saja apa yang berlangsung dalam pikiran Anda dari saat ke saat itu.
Ternyata akan ada suatu keadaan tertentu yang membuat pikiran tadi
semakin tenang, semakin hening dan akhirnya diam.
Atau
pada waktu Anda sedang berada di perjalanan naik bus atau kereta api
atau pesawat udara. Satu saat didalam duduk berdiam diri di kursi bus,
kereta api atau pesawat udara tadi kita sedemikian heningnya, tenang,
tenteram, tanpa suatu keperluan apapun jua, kita akanmerasakan suatu
kejiwaan yang rileks, nyaman dan hening sepenuhnya, bahkan kebisingan
suara mesin dan orang disekitar kita tak sedikitpun dapat menyentuh
apalagi‘mengganggu’keheningan itu, meskipun kita cukup sadar dan peka
terhadap semua suara atau benda-benda dan orang-orang yang ada
disekeliling diri kita.
Diam sepenuhnya, tanpa reaksi
ekstra daripikiran, disinilah keutuhan energi hidup kita, keutuhan
keheningan yang juga ada dalam tafakur-meditasi.
Bukan
mustahil dalam keutuhan keheningan itu terjadi proses alamiah yang luar
biasa; mungkin berwujud keadaan ekstase,suatukesadaran yang sangat
tinggi(high conciousseness), atau suatu kepekaan rasa yang menimbulkan
kewaskitaan atau kecerahan batin(awareness).
Suatu
hal yang perlu untuk kita sadari adalah bahwa keadaan keheningan
semacam itu tak dapat dipaksakan atau dibuat oleh keinginan pikiran
kita. Dia akan muncul bilamana sudah ada keharmonisan didalam batin kita
sepenuhnya.
Dalam kondisi yang harmonis inilah
daya-daya alami yang berujud ‘Intrinsic Energy’ itu akan berkembang
secara sempurna, dan keutuhan energy inilah yang merupakan kapasitas
‘dalam’ Anda yang dapat diterapkan perkembangannya melalui suatu latihan
pernafasan, guna membina serta menyalurkan tenaga Baraka melalui
gerakan fisik dan sebagainya.
Marilah kita ingat senantiasa,
bahwa latihan pernafasan, seperti senam pranayama, yoga, chikung, senam
jurus tenaga dalam dan sejenisnyamerupakan suatu ilmu terapan atau
aplikasi dari keutuhan energi vital yang kita capai melalui keadaan
tafakur-meditatif. Jadi tafakur-meditasi, duduk diam, atau Samadhi tidak
sama dengan latihan pernafasan chikung dan seterusnya.
Tafakur-meditasi
merupakan sebagai dasar atau fundamen, sedangkan latihan yang lainnya
guna memupuk ‘inner power baraka’ kita itu justru harus didasari oleh
tafakur-meditasi, karenanya meskipun Anda sudah melatih diri dalam
pernafasan tenaga dalam dan lain-lain, hendaklah tetap melakukan
tafakur-meditasi atau duduk diam sebagai pokok dasarnya.
Oleh Kyai Jamas

Komentar
Posting Komentar